Munafik
Terkadang aku memang payah, menjadi suatu keharusan disaat rindu aku hanya bisa mendoakanmu, merahasiakan semua perasaan ini, ketika orang yang baru tlah sempurna memberikan rasa nyaman.
Aku memang munafik, aku yang tlah ingin engkau pergi, yang kini mungkin membekas, hari-hari yang kala nya engkau mengabari meskipun ku anggap tak penting. Jujur aku rindu!
Perdebatan tentang ajakan yg sering ku ajak hanya sekedar basa-basi, kamu pengingat yang hebat, tapi apa? Aku hanya bisa menolak. Tapi sekarang raga yang bawel hilang, membekas pada setiap hari-hariku hampa kosong.
Jujur awal aku risih, orang yang baru sosok penenang, wajar saja raga lama jauh lebih terkenang. Aku munafik, terlalu hebat impianku untuk terus berdoa hari-hariku yang bahagia akan terulang.
Aku teramat lupa raga yang lama tlah bahagia dengan yang lain, sosok penenang yang baru, tlah pergi.
Sekarang aku merindukan nya! Siapa yang menyuruh nya pergi? Aku.
"Maaf bila ku harus pergi, maaf bila ku menyakiti, namun hati harus memilih, tak mungkin bisa ku kembali"
Aku rindu dengan mu, ketika semua membuatku terbiasa, dirimu tlah pergi. Jujur aku rindu ketika perhatian mu begitu sering. Iya, aku bodoh mengabaikan dirimu demi raga yang tlah bersanding dengan yang lain.
Sudahlah, aku terlambat aku harus nyaman seperti biasa. Dengan hari dimana kosong tanpa seorang raga yang merindukan..
Aku memang munafik, aku yang tlah ingin engkau pergi, yang kini mungkin membekas, hari-hari yang kala nya engkau mengabari meskipun ku anggap tak penting. Jujur aku rindu!
Perdebatan tentang ajakan yg sering ku ajak hanya sekedar basa-basi, kamu pengingat yang hebat, tapi apa? Aku hanya bisa menolak. Tapi sekarang raga yang bawel hilang, membekas pada setiap hari-hariku hampa kosong.
Jujur awal aku risih, orang yang baru sosok penenang, wajar saja raga lama jauh lebih terkenang. Aku munafik, terlalu hebat impianku untuk terus berdoa hari-hariku yang bahagia akan terulang.
Aku teramat lupa raga yang lama tlah bahagia dengan yang lain, sosok penenang yang baru, tlah pergi.
Sekarang aku merindukan nya! Siapa yang menyuruh nya pergi? Aku.
"Maaf bila ku harus pergi, maaf bila ku menyakiti, namun hati harus memilih, tak mungkin bisa ku kembali"
Aku rindu dengan mu, ketika semua membuatku terbiasa, dirimu tlah pergi. Jujur aku rindu ketika perhatian mu begitu sering. Iya, aku bodoh mengabaikan dirimu demi raga yang tlah bersanding dengan yang lain.
Sudahlah, aku terlambat aku harus nyaman seperti biasa. Dengan hari dimana kosong tanpa seorang raga yang merindukan..
Komentar
Posting Komentar